Gajah Liar TNWK Rusak Tanaman, Petani Desa Penyangga Menangis Gagal Panen

Tekab99.com, Lampung Timur — Jeritan hati petani Desa Penyangga di Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, semakin menguat. Tanaman yang mereka rawat sepenuh hati kini hancur oleh serangan gajah liar dari kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Dalam beberapa bulan terakhir, gajah-gajah ini sering keluar dari hutan, menginjak-injak sawah, dan merusak kebun yang menjadi harapan utama para petani, Kamis (09/01/2025) 

Ketua Harian Forum Rembuk Desa Penyangga, Sayuti, mengonfirmasi kejadian ini saat dihubungi via telepon. “Beberapa bulan terakhir, gajah liar hampir setiap malam keluar dari kawasan hutan dan merusak tanaman warga. Warga Desa Braja Asri dan desa-desa sekitarnya di Kecamatan Way Jepara sangat terdampak,” ungkap Sayuti.

Ia menyebutkan bahwa serangan terbaru terjadi pada malam Kamis (8/1/2025). “Rombongan besar sekitar 15 ekor gajah keluar dari kawasan hutan. Sebelumnya, pada malam Selasa dan Rabu, sekitar lima ekor gajah juga telah merusak lahan warga,” tambahnya.

Kerusakan yang ditinggalkan gajah liar ini sangat memprihatinkan. Sawah milik Pak Wariman dan Pak Sutomo yang sudah siap panen hancur diinjak-injak, membuat mereka dipastikan gagal panen. Kebun singkong dan jagung milik Pak Jono dan Pak Subagio, yang telah dipersiapkan untuk kebutuhan Puasa dan Lebaran, juga ludes.

Di tengah tangis para petani, seorang warga desa yang tak ingin disebutkan namanya menuturkan kecurigaan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mungkin sengaja membiarkan gajah-gajah liar keluar demi kepentingan mereka sendiri. “Kalau gajah liar tetap berada di dalam hutan, mungkin ada pihak yang kehilangan pekerjaan atau donatur. Kami hanya memohon, jangan jadikan kami korban. Kami ini masyarakat kecil yang hidup dari hasil kebun dan sawah,” ujarnya lirih.

Duka petani ini menggambarkan betapa sulitnya mereka bertahan di tengah konflik antara manusia dan satwa liar. “Kami hanya ingin hidup tenang, membesarkan dan menyekolahkan anak-anak kami. Tolonglah, bantu kami mencari solusi agar kami tidak terus-menerus merugi,” pinta warga tersebut dengan penuh harap.

 

Masyarakat Desa Penyangga kini berharap ada perhatian serius dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini. Mereka membutuhkan perlindungan atas hasil jerih payah mereka sekaligus solusi untuk menjaga harmoni antara manusia dan satwa liar di sekitar TNWK.

Semoga suara hati para petani ini didengar dan menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih baik.

 

Pewarta: Nurfya

Berita Terkait

KIE di Purwakarta Komarudin dan drg. ...
Ketua Umum Lembaga PRL Apresiasi Langkah ...
PPWI Minta Mahkamah Agung Tertibkan Larangan ...
“Sidang Rahasia Rakyat”: Ketika Wartawan Dianggap ...