Disinyalir Kerahkan Preman, Kepala Desa di Majalengka Diduga Jual Tanah Bengkok

 

Tekab99.com, Majalengka – Kepala Desa Bongas Wetan, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Mamat, menjadi sorotan atas dugaan penjualan tanah bengkok (Tanah Kas Desa/TKD) dan tanah pengairan secara tidak transparan. Persoalan ini semakin memanas setelah muncul dugaan bahwa kepala desa tersebut mengerahkan sekelompok orang, yang diduga preman, untuk mengintimidasi seorang aktivis masyarakat.

Saeful Yunus, aktivis yang kerap memperjuangkan hak masyarakat, menjadi target intimidasi pada Sabtu siang sekitar pukul 11.15 WIB. Beberapa pria tak dikenal mendatangi rumahnya menggunakan sebuah minibus. Mereka mengetuk pintu dengan kasar sambil menanyakan keberadaan Saeful. Kakak perempuan Saeful, Nunung Nurhayati, yang berada di rumah, merasa terancam oleh sikap kasar para pria tersebut.

Menurut Nunung, para pria itu mengaku berasal dari Kostrad 321 Majalengka. Namun, ia menduga mereka bukan anggota TNI melainkan preman yang menggunakan nama institusi militer untuk menekan warga. “Jika benar mereka dari TNI, tindakan seperti ini sangat mencoreng nama baik institusi,” ujarnya.

Kasus ini bermula dari dugaan penjualan tanah bengkok dan tanah pengairan di desa tersebut untuk pembangunan sebuah pabrik. Proyek pabrik yang kini hampir selesai (90%) itu memicu kontroversi karena izin pembangunannya serta status tanah masih dipertanyakan. Warga merasa tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga muncul desakan agar Kepala Desa Mamat memberikan penjelasan secara terbuka.

Tidak hanya itu, Kepala Desa Mamat juga dituding menunjukkan kepemimpinan yang arogan. Ia diduga memecat sejumlah pengurus RT dan RW yang tidak sejalan dengannya tanpa melalui musyawarah, kemudian menggantinya dengan orang-orang yang dianggap loyal.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya meminta aparat penegak hukum segera menyelidiki dugaan penjualan tanah tersebut serta memastikan keselamatan aktivis seperti Saeful Yunus. “Aparat harus melindungi hak masyarakat dan mencegah aksi intimidasi seperti ini,” ujarnya.

Nunung Nurhayati juga berharap agar polisi dan Koramil setempat menjamin keselamatan adiknya. “Jika Kepala Desa merasa benar, seharusnya ia menghadapi masalah ini dengan cara yang terbuka dan sesuai hukum, bukan dengan intimidasi,” tegasnya.

Warga berharap Kepala Desa Mamat dapat memberikan klarifikasi yang transparan atas isu ini, mengakhiri dugaan intimidasi, dan memimpin dengan adil serta bijaksana sesuai harapan masyarakat. (Tim) 

 

Pewarta: Spyn

Berita Terkait

KIE di Purwakarta Komarudin dan drg. ...
Ketua Umum Lembaga PRL Apresiasi Langkah ...
“Sidang Rahasia Rakyat”: Ketika Wartawan Dianggap ...
Ketum PPWI Nilai Polres Blora Berkolusi ...